Kuliner: Wedang Coro

Gambar dari http://www.sajiansedap.com/
Masih seputar minuman khas tradisional Indonesia, jika sebelumnya kami meninjau Wedang Uwuh dari Yogyakarta, maka kali ini kami akan mengulas salah satu minuman khas lainnya yang bernama Wedang Coro. Berdasarkan dua sumber yang berbeda minuman ini menurut Wikipedia berasal dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sedangkan berdasarkan website Travel.Kompas.com mengatakan wedang Coro merupakan minuman tradisional Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang masih dilestarikan masyarakat Desa Undaan Tengah.

Wedang Coro jika di terjemahkan berdasarkan bahasa artinya Wedang: Minuman sedangkan Coro: Cara, maka jika diterjemahkan secara istilah artinya minuman dengan melalui beberapa cara/tahapan.

Oleh karena itu jika anda ingin mencicipinya dan kesulitan untuk bisa mendapatkannya, anda bisa coba untuk membuatnya sendiri. Jika anda tidak tahu resepnya dan cara membuatnya silahkan baca uraian yang ada dibawah ini.


Bahan-Bahan
  • 2 liter Air
  • 300 ml Santan dari 1/4 butir kelapa
  • 500 gram gula pasir
  • 2 tangkai Serai, dimemarkan
  • 25 gram kayu Secang
  • 350 gram Jahe, memarkan
  • 6 butir Cengkeh
  • Kayu manis secukupnya
Bahan isi:
  • Kelapa muda/degan secukupnya
Cara Membuat:
  • Campur air dan gula dalam panci bertangkai.
  • Masukkan jahe, rebus di atas api sedang hingga mendidih dan gula larut.
  • Tambahkan kayu secang, aduk rata.
  • Masukkan jahe, kunyit, cengkeh.
  • Tambahkan serai, masak di atas api kecil hingga aroma rempahnya keluar, kurang lebih 1 jam.
  • Saring dan sajikan dengan serutan kelapa muda (10 porsi).


Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Wedang_Coro
http://kiostips.blogspot.com/2012/11/mengenal-wedang-coro-dan-cara.html
http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/14627/wedang-coro#.Uj_bnGEth8E
http://travel.kompas.com/read/2012/04/03/11444223/Wedang.Coro.Masih.Dilestarikan.Masyarakat.Undaan.

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Diagram Bagian-Bagian Daging Sapi Bagian #1

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo