Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Al Khwarizmi: Perintis Ilmu Aljabar

Gambar
Gambar dari: Wikipedia Kita pasti sudah sering mendengar istilah algoritma. Tapi, tahukah siapa penemunya? Bisa jadi kita menduga orang tersebut dari dunia Barat. Padahal, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Al Khawarizmi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Nama itu berasal dari nama julukan al-Khawarizmi. Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). 

Apakah Pemberian BLSM Menodai Pancasila?

Gambar
Gambar dari The Jakarta Post  JAKARTA - Pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) oleh pemerintah sebagai kompensasi atas kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menuai kritik. Pemberian BLSM, dianggap sebagai salah satu sikap pemerintah yang mencederai Pancasila. "Apakah sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bisa digambarkan lewat pemberian BLSM? Apa itu yang namanya negara Pancasila?," tegas Sejarawan Universitas Indonesia (UI), Anhar Gonggong di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (27/6/2013). Menurut Anhar, Pemberian BLSM mencederai sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dia juga mengkritik pemerintah yang terkesan tidak maksimal dalam mewujudkan sila kelima tersebut.

Kopi lagi | Lagi ngopi: Tips Membuat Kopi Tubruk Enak

Gambar
gambar dari: blogspot.com Bagi pecinta kopi, dapat menikmati kopi yang enak merupakan keharusan. Minuman hitam ini memang sangat nikmat, wangi aromanya dan mantap rasanya. Sayang sekali kalau kopi hanya untuk pengusir kantuk, walau memang terbukti secara klinis kafein dapat menstimulus otak. Tapi kalau Anda ingin mendapatkan manfaat dari minum kopi sekaligus menikmatinya itu jelas lebih baik tentunya. Kami akan berbagi tips cara membuat kopi tubruk yang enak  untuk Anda. Ikuti setiap langkah berikut ini,

Keajaiban Bersedekah [The Miracle of Sharing]

Gambar
from: flickr.com Bersedekah, semua orang sangat paham akan hal ini. Bersedekah pasti dilaksanakan oleh semua pemeluk agama dan kepercayaan, bahkan orang tak beragama pun bersedekah, walau dengan sebutan yang lain. Ada kepercayaan, bahwa dengan bersedekah, orang akan menerima pahala dari TUHAN YANG MAHA ESA , TUHAN YANG MAHA WELAS ASIH , akan menerima balasan yang setimpal kelak dikehidupan yang akan datang. Banyak juga orang yang bersedekah hanya karena menginginkan suatu status, status yang seringkali membutakan banyak orang, status "dermawan" inilah yang menyebabkan orang tidak ikhlas ketika bersedekah. Banyak juga alasan orang bersedekah karena alasan ke TUHAN an, alias perintah dari TUHAN , alasan akan menerima pahala yang setimpal, dan lain-lain.

Menghindari Incest di Padang Sabana [Catatan Dahlan Iskan]

Gambar
savanna.org.au Dari NT ke NTT. Itulah jadwal perjalanan Presiden SBY pekan lalu. Dari North Teritory (NT) di Australia ke NTT (Nusa Tenggara Timur) di belahan timur Indonesia. Wilayahnya berdekatan, kondisi alamnya mirip-mirip, dan keduanya jadi andalan untuk produksi daging bagi negara masing-masing. Bedanya, produksi ternak di NT berlebih untuk Australia, sedang produksi ternak NTT tidak cukup untuk Indonesia. Tahun lalu Indonesia harus impor sapi sampai 350.000 ekor, kebanyakan dari NT.

Kisah Kyai Kampung dan Mahasiswa Fresh Graduate

Gambar
gambar dari:  www.sarkub.com Inilah kisah kiai kampung. Kebetulan kiai kampung ini menjadi imam musholla dan sekaligus pengurus ranting NU di desanya. Suatu ketika didatangi seorang tamu yang pernah mengenyam pendidikan di Timur Tengah. Tamu itu begitu PD (Percaya Diri), karena merasa mendapat legitimasi akademik, plus telah belajar Islam di tempat asalnya. Sedang yang dihadapi hanya kiai kampung, yang lulusan pesantren salaf. Tentu saja, tujuan utama tamu itu mendatangi kiai untuk mengajak debat dan berdiskusi seputar persoalan keagamaan kiai. Santri liberal ini langsung menyerang sang kiai: “Sudahlah Kiai tinggalkan kitab-kitab kuning (turats) itu, karena itu hanya karangan ulama kok. Kembali saja kepada al-Qur’an dan hadits,” ujar santri itu dengan nada menantang. Belum sempat menjawab, kiai kampung itu dicecar dengan pertanyaan berikutnya. “Mengapa kiai kalau dzikir kok dengan suara keras dan pakai menggoyangkan kepala ke kiri dan ke kanan segala. Kan itu semua tidak pern