The Ronin Shout

Patung Hanoman di Kompleks Candi Gedongsongo
Apa yang ada dipikiranmu setelah kami melakukan invasi ke Alengka dan berhasil mendudukkan Gunawan Wibisana di singgasana Kerajaan Alengkapura? Apakah engkau berpikir kami melakukan invasi hanya karena beda pandangan politik dan issu hak asasi manusia belaka?

Sebenarnya peperangan ini tidak perlu terjadi, jika masing-masing bisa mengendalikan syahwatnya. Apakah kamu pernah berpikir apa yang menjadi pembakar peperangan ini? Hancurnya sebuah negara hanya disebabkan oleh nafsu keduniaan dan syahwat semata. Memang, aku yang melakukan semuanya. Aku yang membakar seluruh ibukota Alengkapura. Karena aku adalah ronin, aku adalah tentara bayaran, bukan seorang panglima perang. Semua orang tahu, panglima perang Ayodhya adalah Sugriwa.

Lalu mengapa bisa menjadi besar dan kemudian menjadi perang yang menyengsarakan rakyat banyak? Semua adalah karena propaganda. Propaganda yang hebat akan menghilangkan akal sehat siapapun yang menelannya mentah-mentah. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah kisah cinta sejati, pengorbanan segalanya hanya untuk cinta, namun ini juga merupakan hasil dari nafsu yang tidak terkendali.

Sebenarnya, keinginan untuk melakukan invasi sudah ada jauh-jauh hari sebelum kejadian perburuan itu. Si Bangsat Kalamarica jelas memberikan iming-iming kepada Rama, hingga dia terlena jauh masuk kedalam hutan. Demikian juga dengan Rahwana. Sangat menggilai Shinta, hingga dia mengkoleksi seluruh foto-foto Shinta dari seorang paparazzi yang dia sewa.

Kembali orang bertanya kepadaku, mengapa aku melakukan semua itu, melakukan tindakan gila membakar ibukota Alengkapura? Sudah jelas aku jawab, aku adalah Ronin, aku tentara bayaran. Bukan seperti Sugriwa yang menjadi panglima perang. Semua kulakukan hanya karena uang, bukan kedudukan dalam dinas ketentaraan.

Bagiku, ini adalah jalan hidup. Yang sudah digariskan Hyang Widdhi. Tak bisa kita menyangkalnya. Mengapa aku dulu tidak belajar dari Resi Subali? Mengapa aku tidak belajar dari ibuku, Dewi Anjani? Sekarang baru aku sadari. Setelah semuanya berakhir dan Alengkapura sudah dikuasai kaki tangan Rama. Inilah yang aku dapat katakan, aku seorang pelanggar HAM.

Ibuku hanya bisa menangis ketika mengetahui aku melakukan semuanya.

Mt. Kendalisodo, 22 Juni 2013

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo