Ud'uni Astajib Lakum | Memintalah KepadaKU, niscaya AKU Kabulkan
Ada sebuah kiriman di laman blog dan tentang do'a berbuka puasa yang jamak kita ucapkan itu tidak shahih, karena haditsnya dho'if.
Lalu, jika do'a puasa yang jamak kita lafalkan itu tidak shahih karena sebab di atas. Mengapa hal ini muncul baru sekarang? Bukan dulu-dulu waktu pertama Islam melakukan penetrasi di Indonesia? Padahal hadits itu muncul sudah dari dulu, bukan muncul sekarang ketika internet sudah merajalela.
Jika memang do'a yang diajarkan itu tidak shahih, maka mengapa kiai-kiai dulu mengajarkan do'a tersebut? Lalu apakah kita hanya akan berdebat karena hadits-hadits versi mereka? Atau memang benarkah kita sudah lurus hati dalam berdoa, Ataukah kita selama ini hanya terpaku pada lafadz-lafadz dan kalimat-kalimat semata, tanpa mau perduli dengan hakikinya?
Karena hakikat doa adalah meminta, meminta kepada ALLAH sebagai muara segala permintaan dan permohonan kita. Dan ALLAH tidak pernah mempermasalahkan dengan bahasa apa permintaan itu diucapkan.