HH. Samosir: Basudewo - Lance Cpl. US Marines

Mungkin kita beranggapan orang Indonesia atau keturunan Indonesia tidak ada yang bisa berperan penting dalam sebuah organisasi kemiliteran di negara asing. Berikut ini adalah tulisan dari Col. (USMC) HH. Samosir tentang kisahnya ketika bertemu seseorang "Indonesia" yang menjadi marinir di Amerika.
Cpl. Dae-Woo wear Woodland BDU.
Kalau saya merenung, dulu sekali saat masih Boot Camp US Marines di Quantico, VA, jika seorang Drill Sargeant USMC berteriak: "Why are you called Marines?", dengan serempak kami akan menjawab: "We fight like marines, and die like marines". Anggapan itu merupakan creed yang begitu sakral dan melekat di hati setiap US Marines. Tidaklah terlalu berlebihan jika Gen. McArthur mengatakan: "A few good men of Marines fought equal to a battalion of a well armed Army". Kenangan itu begitu menggores hingga saya membatin: "Why Marines?, Apa ndak ada panggilan hati ke arah lain?..."
Kemarin saya mendapat khabar bahwa "Dae-Woo" telah gugur di Fallujah, Iraq. Terlahir dengan nama Harry Agung Basudewo dilahirkan di Lomalinda, CA, 24 thn yang lalu, dari ayah Sumarno dan ibu Purwati, asal Gergunung, Klaten. Saya tidak tahu persis dimana itu Gergunung, Klaten, tapi yang saya tahu pasti salah satu kota di Jawa Tengah. 
Pertemuan pertama saya dengan "Dae-Woo", seperti panggilan Marines lainnya pada Heri, adalah 6 bulan lalu saat pergantian petugas piket Sentry di Camp Pendleton,CA yang dikomandani Heri malam itu, di mana saya baru datang dari LA, liburan beberapa hari. Karena berpakaian civvy (sipil) maka saya dicegat oleh sentry di gerbang. Dan tidak diperbolehkan masuk. Bermula dari adanya panggilan Commanding Officer(CO) maka saya pulang lebih cepat 2 hari dari jadwal libur, parahnya lagi pesan emergency disampaikan lewat beeper. Sehingga surat-surat tugas untuk masuk ke pangkalan tidak ada. Oleh sentry saya disuruh keluar dan balik kearah San Diego. Entah karena ego atau buru-buru, saya katakan kepada sentry agar laporkan ke komandan jaga bahwa saya dapat flash (panggilan) dari Commanding Officer 11 Marine Expeditionary Unit (MEU), Special Operation Command (SOC).  
Lalu saya juga tanya siapa komandan jaga, beberapa sentries bilang "Corporal Dae-woo", yang dari bunyinya maka saya pikir ini pasti berasal dari Korea. Muncul kemudian seorang Lance Corporal USMC tegap berkulit gelap, tidak ada gambaran Korea sama sekali. Dia meminta identifikasi, lalu saya sebutkan nama, pangkat, nomor SSN dan nomor reg. USMC. 
Dengan sigap lalu dia hentakkan kaki dan melakukan crisp salute dan berkata: "Sir, Corporal! Harry Basudewo requesting permission to verify your ID, sir!" Berusaha setengah mati untuk menutupi kekagetan saya, saya katakan "request granted Corporal". Dalam 3 menit dia kembali dan mengembalikan kartu saya lalu berkata: "Sir, the CO will be with you in One Fourth Hall at o-seven-hundred hour, sir". Lalu disambung dengan nada ringan dan ragu: "Does the Captain still speak Bahasa, sir?" Lalu saya jawab dalam bahasa Indonesia: "Her, selesai tugas sentry, cari saya di Mess", sambil bergegas menekan pedal gas. Saya masih sempat mendengar dia jawab "Siap Captain", dan disambung oleh keheranan beberapa prajurit Marines lainnya: "What the f**k was that all about they're talking?" 
Beberapa hari kemudian dia mencari saya di mess perwira, dia bilang baru kali ini dia ketemu orang yang berdarah Indonesia. Kami! berdua sama sama dilahirkan di US oleh orangtua asli Indonesia yang berimigrasi dan menjadi warga US. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan hal tersebut selalu menjadi bahan candaan. Seperti membandingkan cerita orangtua kami di masa kecil mereka yang tidak pernah kami bisa mengerti, kok bisa sampai begitu, sekolah tak bersepatu, lari-lari di sawah, and sort of that. Hanya itu kenangan yang saya punyai bersama Heri, walaupun hanya seminggu tapi rasanya kami sudah seperti laiknya saudara. 
Kemarin pagi (US Pacific Time), saya mendapat telepon dari teman dari Pendleton, CA, yang mengatakan Harry "Dae-Woo" dinyatakan meninggal karena luka lukanya. Saat memimpin team dari Fire Team Alpha. Karena menyelamatkan anak buahnya Private First Class James T. Sandorval dan Pfc. Hector Rodriguez yang tertembak di bahu kiri. Dari tempat lindungan di antara desingan peluru dan ledakan mortar dia lari menjemput Pfc. Sandorval dan menempatkannya ke tempat aman. Saat menjemput Pfc. Rodriguez dan berlari ke arah parit dia tertembak di betis yang mengakibatkan dia terjatuh, sedangkan Pfc. Rodrigu! ez selamat terlindung parit. Saat akan bangkit terkena beberapa tembakan yang melukai dada kiri dari arah gedung 300 kaki sebelah kiri, yang mana kemudian gedung tersebut meledak terkena artileri udara. Saat dinaikkan Heli EVAC beberapa rekan Heri menyatakan bahwa Heri meninggal di pangkuan Pfc. Rodriguez. Sungguh suatu terapan dari semboyan 'Always faithful, brothers forever'
Pagi tadi, bendera setengah tiang dikibarkan di Camp Pendleton, CA. Kepada orang tuanya diserahkan bendera lipat, medali Marine Expedition, medali USMC Good Conduct dan medali South West Asia, kesemuanya adalah medali kebangaannya. Selamat jalan kawan, sampai jumpa kembali dan akan kuceritakan apa yang tertinggal olehmu kelak. Saepe Expertus, Semper Fidelis, Fratres Aeterni (Often Tested, Always Faithful, Brothers Forever)


HH. Samosir
Merenung dibawah Sathergate: 'Let there be Light'

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo