Merencanakan Perjalanan Luar Ruang Bersama Balita

Camping bersama balita
Petualangan di alam terbuka tidak hanya monopoli para dewasa, anak kecil bahkan balita pun bisa turut menikmati segarnya alam. Akan menjadi pengalaman yang berharga jika si kecil sejak dini sudah dekat dengan alam, memantau satwa, trekking, mandi di riam kecil, pantai, mendaki gunung hingga bermalam di tenda. Seru bukan?

Banyak destinasi alam bebas di Indonesia sebenarnya adalah laboratorium alam, yang dapat menjadi wahana anak untuk belajar langsung bahkan mempraktikkannya. Orang tua bisa mengenalkan dasar-dasar teknik survival, navigasi, mengenal satwa, tumbuh - tumbuhan dan batuan. Sehingga nantinya bisa mengembangkan jika ingin menjadi penulis online yang bisa belajar di online-writing-jobs.org  dan bisa menghasilkan pendapatan nantinya.

Namun, tidak jarang para orang tua kerap merasa kerepotan dan khawatir berlebihan terhadap keselamatan dan kesehatan anak. Kerepotan mengurusi anak dalam perjalanan itu bisa terjadi, tapi jika beberapa hal sudah kita persiapkan, tentu ceritanya akan lain. Berikut beberapa tips:
  1. Catatan kesehatan, Pahami betul catatan kesehatan anak terutama balita. Catatan ini penting agar kita bisa memutuskan keberangkatan, destinasi mana yang dipilih serta bagaimana tindakan orang tua terhadap anak jika dalam keadaan darurat. Buah hati yang memiliki penyakit gangguan pernafasan, asma, belum bisa diajak ke tempat yang berudara dingin lalu trekking yang banyak menguras fisik. Selain penyakit itu juga episodik.
  2. Rencana menyenangkan. Komunikasikan kegiatan yang akan dilakukan kepada anak. Sampaikan rencana - rencana yang menyenangkan selama berpetualang. Misalnya bermain di sungai dan kubangan, berjalan di hutan, melihat binatang, dan bermalam di tenda. Beberapa anak atau balita biasanya rewel ketika berada di lokasi baru yang dirasanya asing. Tidak semua balita kerasan menginap di tenda. Rencanakan aktivitas yang bervariasi selama perjalanan agar buah hati tidak bosan.
  3. Destinasi. Di alam bebas, perubahan iklim cepat terjadi, mendung cepat berubah panas atau sebaliknya. Bahkan di gunung misalnya, suhu udara tetap dingin meskipun cahaya Matahari terik menyengat. Si kecil kadang butuh waktu menyesuaikan perubahan iklim tersebut.Jika baru pertama kali mengajak si kecil ke alam bebas, pilih destinasi yang perubahan cuacanya tidak terlalu ekstrem. Mulailah bertahap. Kalau trekking, pilih rute dan waktu tempuh yang pendek. Setelah kita bisa mengukur ketahanan fisik si kecil, barulah tingkat kesulitan rute dan waktu tempuh ditingkatkan.
  4. Peralatan. Banyak pengelola kegiatan alam terbuka sudah menyediakan peralatan khusus, sehingga keluarga yang menggunakan paket perjalanan dari pengelola tersebut tidak perlu banyak menyiapkan peralatan sendiri. Yang seru adalah petualangan alam terbuka dilakukan mandiri oleh orangtua, tentu peralatan standar wajib dipenuhi. Tenda, carrier atau ransel, ponco dewasa dan anak, kantong air, matras, obat - obatan/P3K, pakaian hangat dan dingin secukupnya, sepatu gunung, alat penerangan serta alat memasak. Paling penting adalah menyiapkan peralatan si kecil. Tidak mungkin membawa kereta dorong tapi gunakan baby carrier untuk membawa balita saat ia keletihan.
Tips berharga lainnya akan kita dapatkan langsung di lapangan. Berpetualang alam bebas bersama si kecil tidak sekadar berolahraga. Kerepotan yang didapat dalam perjalanan akan menumbuhkan nilai kemandirian.

Selain itu, alam Indonesia yang mempesona memiliki keragaman sosial budaya. Anak - anak dapat lebih jauh belajar berinteraksi sosial melalui pengalaman tersebut.

Sumber: dari berbagai sumber.

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo