Sebuah Catatan Kecil
Ramadhan ini tidak seperti Ramadhan ditahun-tahun yang lalu. Ramadhan ini adalah Ramadhan dimana aku berada pada titik balik perjalanan religiku. Ramadhan ini adalah puncak dari ketidak-taatanku kepada TUHAN-ku yang telah menciptakanku, puncak ketidak-patuhanku kepadaNYA. Di Ramadhan ini, aku merasa sebagai seorang kafir yang sedang mengharap uluran kasih dari TUHAN, mengharap iba TUHAN, mengharap rahmatNYA agar aku bisa keluar dari ke-kafir-an ku.
Ramadhan ini, sungguh sangat membuatku merasa kecil, merasa tidak ada arti, yang menjadikanku tidak lebih dari sebutir pasir di pantai, tidak lebih dari buih-buih yang muncul di antara riak gelombang di pantai kehidupan. Di Ramadhan ini, aku terpuruk dengan semua masalah yang kualami, terpuruk dengan semua kebodohan yang aku jalani, terpuruk karena sikap dan tindak-tandukku selama setahun ini.
Di Ramadhan ini, aku tidak bisa berbagi. Tidak jua mau mengerti akan arti kehidupan ini. Tidak pula bersedia memahami apa yang telah terjadi. Namun semua itu, aku mencoba menantang diriku sendiri. Akan aku balikkan semuanya, aku sangat mengharap belas-kasih dari TUHAN, mengharap rahmatNYA untuk kujadikan modal nanti, modal untuk membalik semua ini.
Hanya karena aku ingin berbagi, ingin mengerti, ingin memahami, dan ingin kembali ke dunia nyataku yang selama ini aku tinggalkan, ingin juga keluar dari ke-kafir-an ku ini. TUHAN, aku percaya ENGKAU mendengar semua ini, dan aku percaya ENGKAU pasti mengabulkannya.
Ramadhan ini, sungguh sangat membuatku merasa kecil, merasa tidak ada arti, yang menjadikanku tidak lebih dari sebutir pasir di pantai, tidak lebih dari buih-buih yang muncul di antara riak gelombang di pantai kehidupan. Di Ramadhan ini, aku terpuruk dengan semua masalah yang kualami, terpuruk dengan semua kebodohan yang aku jalani, terpuruk karena sikap dan tindak-tandukku selama setahun ini.
Di Ramadhan ini, aku tidak bisa berbagi. Tidak jua mau mengerti akan arti kehidupan ini. Tidak pula bersedia memahami apa yang telah terjadi. Namun semua itu, aku mencoba menantang diriku sendiri. Akan aku balikkan semuanya, aku sangat mengharap belas-kasih dari TUHAN, mengharap rahmatNYA untuk kujadikan modal nanti, modal untuk membalik semua ini.
Hanya karena aku ingin berbagi, ingin mengerti, ingin memahami, dan ingin kembali ke dunia nyataku yang selama ini aku tinggalkan, ingin juga keluar dari ke-kafir-an ku ini. TUHAN, aku percaya ENGKAU mendengar semua ini, dan aku percaya ENGKAU pasti mengabulkannya.