Sekedar menulis: (mungkin) Pendidikan Karakter Untuk Anak
Gambar dari: kompas.com |
Namun terkadang orang tua abai, bahkan cenderung tidak memperdulikannya. Menyerahkan sepenuhnya anak kepada pendidik di sekolah atau di lembaga kelompok bermain sering terjadi. Padahal interaksi anak lebih banyak bersama orang tua dan lingkungannya daripada dengan pendidik di sekolah atau kelompok bermain dimana dia belajar. Hanya 8.3% waktu anak bersama dengan pendidik, selebihnya bersama orang tuanya.
Pendidikan karakter pada usia dini merupakan proses belajar tentang segala aspek dan komponen yang dibutuhkan untuk membentuk kepribadian yang matang dan paripurna, dimana orang tua, guru, lingkungan dan masyarakat berperan sebagai pilar utamanya. pada usia ini anak sangat membutuhkan keteladanan, bukan hanya sekedar nasehat atau norma tertulis.
Untuk itu orang tua benar-benar harus memberikan contoh dan pendidikan yang tepat kepada anak-anaknya untuk menjadikan karakter anak dan kemampuannya benar-benar optimal dan sesuai dengan usianya. Ada beberapa hal yang menjadi dasar untuk membentuk karakter anak antara lain:
- Nilai spiritual dalam hubungannya dengan Tuhan. Nilai ini bersifat religius, dimana anak belajar untuk memahami bahwa pikiran, perkataan dan tindakannya diusahakan selalu didasari oleh nilai keTuhanan dan ajaran agamanya;
- Nilai yang berhubungan dengan dirinya sendiri secara internal, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, mandiri, percaya diri, kreatifitas, hidup sehat dan cinta ilmu;
- Nilai yang berhubungan dengan sesama dan lingkungan, seperti memahami hak diri sendiri dan orang lain, patuh pada aturan, menghargai orang lain dan bersikap santun.
Note: weekend camp atau "mbolang" ke daerah perkebunan di akhir pekan bisa menjadikan bimbingan orang tua dalam melakukan pendidikan karakter anak lebih menarik.