Ikonik: Genteng Pres Meteseh

Ilustrasi produksi genteng pres
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi disparitas antar daerah dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan di sektor industri yang merupakan usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi dan menyeimbangkan antara industri dan pertanian.

Pembangunan industri yang dimaksud tidak hanya industri besar dengan teknologi canggih saja, akan tetapi perlu dikembangkan juga industri kecil dan rumah tangga yang kebanyakan berada di pedesaan. Industri kecil dan rumah tangga yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah pedesaan, menyebabkan pengembangan dari industri kecil dan rumah tangga menjadi lebih efektif karena selain memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha juga dapat mendorong pembangunan daerah dan pedesaan di Indonesia.


Industri di pedesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan keluarga dan juga sebagai penunjang kegiatan pertanian yang merupakan mata pencahariaan pokok sebagian besar masyarakat pedesaan. Karena peran industri pedesaan yang demikian, maka pengembangan industri pedesaan mempunyai arti penting dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pedesaan

Desa sebagai akar, kondisi saat ini kekuatan ekonomi desa tidak berdaya terhadap mekanisme pasar, dan desa selalu berada pada ketidakberdayaan dan ketidakseimbangan ketika berhubungan dengan kota, dalam menghadapi ancaman keterbelakangan dan ketidakadilan dalam pembangunan. Sebagai wilayah yang bertumpu pada potensi lokal, terutama perekonomian berbasis pertanian (dalam arti luas) dan UMKM di tengah pertumbuhan industri global, ternyata posisinya lemah.

Desa Meteseh, sebuah desa yang berada di Kecamatan Boja, sudah lama menjadi sebuah desa yang memiliki ikon industri yang menjadikannya terkenal di wilayah Kabupaten Kendal dan bahkan Propinsi Jawa Tengah. Ikon industri ini tak lain adalah genteng tanah. Industri genteng di Desa Meteseh sudah berlangsung sejak lama, bahkan ada sebuah wilayah (dusun) yang disebut dengan Dusun Géndèngan (Géndèng (Jawa): Genting). Walaupun dusun ini berada di Desa Boja, namun hubungan secara historis mereka lebih dekat pada Desa Meteseh. Di dusun ini pernah ada industri genteng tradisional, walaupun sekarang sudah berganti menjadi sebuah restoran dengan konsep alam.

Kembali kepada industri pedesaan, sejak dulu industri ini sudah menopang perekonomian warga Desa Meteseh. Selain industri genteng tradisional juga terdapat industri pembuatan batu bata. Saat ini pembuatan genteng sudah tidak menggunakan cara tradisional, melainkan menggunakan mesin press sederhana. Yang memungkinkan produksi genteng menjadi meningkat secara signifikan. Genteng produksi Desa Meteseh ini sudah terkenal hingga luar wilayah Kabupaten Kendal dan ada beberapa yang sudah mencapai wilayah Jawa Barat.

Namun seiring dengan kenaikan harga BBM dan kelangkaan minyak tanah, ada beberapa produsen genteng yang menutup usahanya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kenaikan harga BBM jelas berpengaruh pada kenaikan harga bahan baku dan beberapa bahan pendukung produksinya, seperti kayu bakar. Mereka yang menutup usahanya kemudian beralih menjadi produsen batu bata atau bahkan ada yang menjadi tenaga kerja atau buruh di unit produksi genteng milik tetangganya yang masih beroperasi. Untuk itu perlu ada tindak lanjut dari semua pihak untuk mengangkat kembali genteng Meteseh sebagai salah satu ikon dari Kabupaten Kendal.

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Ada Berapa Dialek Dalam Bahasa Jawa?