Kuliner: Pecel Semanggi

Pecel Semanggi Komplit
(Pecel) Semanggi adalah sejenis makanan khas Jawa Timur, dibuat dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan sambal pedas yang nikmat. Semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah, kangkung, kerupuk uli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari ketela rambat. Ada bermacam-macam versi sambal untuk semanggi. Kalau di Banyuwangi sambal semanggi dibuat dari cabai, serai, belimbing, dan sedikit gula jawa. Di tempat lain berbeda lagi, misalnya di Surabaya yang menggunakan sambal yang dibuat dari gula jawa (lebih banyak), terasi, dan cabai. Sedangkan di Semarang dan Kendal, kuliner pecel semanggi disajikan dengan saus kacang seperti pecel pada biasanya.


Semanggi adalah sekelompok paku air (Salviniales) dari marga Marsilea yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi. Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk entalnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat bentuk daunnya ini, nama "semanggi" dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover. Semua anggotanya heterospor alias memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin.

Daun tumbuhan ini (biasanya M. crenata) biasa dijadikan bahan makanan yang dikenal sebagai pecel semanggi, khas dari daerah Surabaya. Organ penyimpan spora (disebut sporokarp) M. drummondii juga dimanfaatkan oleh penduduk asli Australia (Aborigin) sebagai bahan makanan. Semanggi memiliki kandungan zat besi yang tinggi, kandungan tersebut bisa membantu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sehingga bisa mencegah anemia gizi atau kekurangan gizi. Semanggi yang mengandung serat sangat bagus untuk kolesterol dalam darah. Kandungan serat itu juga bisa membantu melancarkan buang air besar. Semanggi (M. crenata) juga memiliki kandungan fitoestrogen yang bisa membantu mencegah osteoporosis. Tumbuhan ini juga berpotensi sebagai tumbuhan bioremediasi, karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb. Kemampuan ini perlu diwaspadai dalam penggunaan daun semanggi sebagai bahan makanan, terutama bila daunnya diambil dari lahan tercemar logam berat.

Kembali pada kuliner pecel semanggi, makanan ini konon sudah hampir punah karena sulit ditemui. Penjualnya rata-rata adalah ibu-ibu paruh baya yang berdagang keliling dengan bakul yang berisi bahan-bahan pecel. Kendala utama pasti di faktor bahan dasarnya, yaitu daun semanggi. Seperti namanya, pecel ini berbahan dasar daun semanggi (Marsilea crenata) yang direbus dan disajikan dengan kecambah rebus dan sayuran lainnya kemudian disiram bumbu saus kacang atau sambal pecel.

Pecel ini disajikan tanpa nasi, hanya gendar atau bahasa kerennya "Rice cake", sayur semanggi dan kecambah disiram bumbu yang disajikan di dalam pincuk daun pisang. Untuk memakannya, kita wajib dan fardhu menggunakan kerupuk puli yang terbuat dari beras (di beberapa daerah di Jawa kerupuk ini disebut dengan kerupuk gendar) untuk memakannya.

Kerupuk puli ini berfungsi menggantikan sendok. Cara makannya, kerupuk dicuil kemudian cuilan ini digunakan untuk menyendok sayur dan dimakan bersama. Kerupuk ini sangat lebar sehingga kita harus berhati-hati membawanya supaya tidak jatuh (karena biasanya disajikan di samping pecel). (sumber)

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo