Ndeso: Sebuah Ejekan atau Ungkapan Rasa Iri?

Suasana pedesaan
courtesy of: Is Pancal
Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat).

Namun di mata orang-orang kota yang mengaku sebagai orang yang "up to date" dan tidak ketinggalan informasi, desa menjadi sebuah wilayah dengan berbagai persoalan sosial yang rumit dan pelik.
Mereka menganggap desa sebagai sebuah wilayah yang penuh dengan persoalan kemiskinan, kemelaratan, pendidikan yang rendah, dan abainya kesehatan. Bahkan menganggap orang-orang desa sebagai sekumpulan orang yang mudah dipengaruhi, diarahakan, dan ketinggalan jika dibandingkan dengan orang-orang kota. Orang-orang kota acapkali mempergunakan kata "ndeso" untuk merujuk sebuah hal yang tidak sesuai dengan gaya hidup perkotaan, menggunakan kata "ndeso" untuk sebuah hal yang tidak "up to date".

Padahal sebenarnya "ndeso" dan orang-orang yang berkaitan dengan desa adalah sebuah produk kearifan lokal yang masih bertahan dan dilestarikan hingga saat ini. Orang desa itu "thok-leh" atau apa adanya. Bukan seperti orang kota yang acapkali menggendong gengsi dalam kehidupannya sehari-hari. Orang desa itu sederhana, mereka tidak perlu ke McDonalds atau ke Pizza Hut agar dianggap sebagai anak gaul, mereka cukup dengan sepincuk gendar pecel atau gethuk kinco dan bersosialisasi dengan kawan sekitar untuk lebih dekat. Dan orang desa tidak membuang sampah sembarangan, seperti yang kita sering saksikan di kota-kota besar. Hebatnya lagi, orang desa itu lebih "go green" daripada orang kota.

Mereka (orang kota) lupa bahwa apa yang mereka konsumsi, bahan pangan yang mereka butuhkan, bahan bangunan yang mereka butuhkan sebenarnya berasal dari desa dan siapa yang membantu mereka di rumah sejatinya adalah orang desa (bagi mereka yang mempunyai pembantu rumah tangga dari desa). Dan mereka sebenarnya sangat membutuhkan suasana pedesaan untuk melepaskan penat mereka. Bahkan mereka sangat menggandrunginya. Seperti yang pernah katakan oleh teman dalam tulisannya:
Desa di hadapan orang kota adalah hiburan. Tempat membuang penat dan uang di kala liburan atau waktu tenggat untuk bekerja. Orang desa adalah orang-orang unik. Orang yang tetap bertahan dengan cara hidup asli di tengah perkembangan dunia modern. Tidak hanya itu, orang-orang desa dinilai sebagai sekumpulan orang yang harus diberi pelajaran tambahan agar`dapat hidup seperti orang kota. padahal, jika harus hitung-menghitung, orang-orang kota jauh lebih membutuhkan orang desa tinimbang orang desa membutuhkan orang-orang kota. 
Pendek kata, ndeso dan desa adalah sebuah impian dan tujuan orang-orang kota, namun mereka sebenarnya-malu dan kemudian latah hingga menggeser makna kearifan dan kemandirian orang-orang desa menjadi sebuah sebutan bagi hal-hal yang tidak sejalan dengan mereka. 

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo