Gundul Galau
Hari ini Gundul benar-benar gelisah. Mondar-mandir mrono-mrene seperti setrika listrik. Tapi masih mendingan, dia mondar-mandir gak sambil ngromyo kali ini dia diam saja, mungkin karena otaknya sedang beku atau memang lidahnya kecanthang kopi panas yang disuguhkan simbokku tadi pagi.
Entah karena apa namun menurut informasi dari Marju, si intel wurung itu, Gundul galau bukan karena dia ditinggal lagi sama pacarnya yang bidan itu. Namun karena dia ditinggalkan oleh para pahlawan yang selalu membela dia menghadapi galaknya bapak Mbak Bidan itu.
"Eits Bleh! Tapi bapaknya nggak matre, ibunya gak matre juga" tukas Gundul. "Lhoh, lha njur opo Ndul?" tanyaku.
"Ngene Bleh masalahe, hubunganku dengan Mbak Bidan itu sungguh sebuah proses kimia rumit yang melebihi proses pengayaan uranium oleh Iran" jawab Gundul.
"*(&^&^&^&^*&*&^^%$#^%$#^% ... ndhasku mumet saiki Ndul krungu omonganmu, mbok sing simple wae ngono. Bisa apa nggak to?" sahutku.
"Mbak Bidan bilang, katanya cinta itu tidak butuh harta benda, hanya butuh setia dan percaya. Lha saiki kok jarene aku harus punya pekerjaan yang tetap dan terjamin masa depannya" lanjutnya. "Sementara dirimu tahu kalau aku ini hanyalah seorang lulusan sekolah menengah atas swasta dengan nilai yang sungguh sangat pas-pasan" ucap dia lagi melanjutkan omongannya.
"Ngene Ndul .... (mencoba bijaksana ... muehehehe) dalam hubungan chemistry dan fisika-biologi yang kamu jelaskan berulang-ulang itu. Apa yang dianggap materialisme itu sebenarnya tidak ada. Yang ada adalah kebutuhan. Sebagaimana orang-orang politik ngoceh 'tak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kebutuhan' ... Ngono ndha" kataku.
Gundul hanya manggut-manggut mendengarkan ocehanku yang tidak bemakna itu, karena apa aku sendiri sebenarnya juga galau seperti Si Gundul.
Sebenarnya dalam hubungan kisah cinta muda mudi atau tuwa tuwi (istilah seko ngendi iki) tidak ada materialisme, yang ada memang kebutuhan. Karena opo yo mungkin wong urip bebrayan ora dijatah pangan, sandang, dan papan (seperti slogan PKK)? Ya jelas nggak mungkin lah yauw. Itu semua adalah kebutuhan azasi manusia, lha kalau gak dijatah 3 kebutuhan dasar itu ya namanya pelanggaran HAM berat dong.
Jadi benar juga omongan salah satu motivator terkenal tentang orang yang selalu membicarakan materialisme adalah orang yang tidak punya kepercayaan diri dalam menghadapi hidup. Nanging ... Opo yo urip iki gampang segampang cangkemmu to dab?