Sabar

 

Sabar.
Hanya itu kata yang terucap dari mulut penuh dosa ini.
Hambar terasa sisa hidup yang tak bermakna.
Suram kelam bagai perjalanan dalam temaram petang tak berujung.
Untuk sebuah akhir yang dijanjikan.

Tak ayal langkah ini terhenti.
Demi sesuatu yang pasti.
Namun bagaimana harus memulai.
Jika lentera sudah mati.
Tak ada setitik bara untuk menyalakan lagi.

Dimana TUHAN?
Yang dikatakan sebagai tumpuan keluhan.
Dimana TUHAN?
Yang menjadi harapan setiap permintaan.
Dimana TUHAN?
Agar perjalanan bisa dilanjutkan.

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo