Bahaya Asbes

Asbes, barangkali kita sudah tidak asing lagi dengan material ini, atau minimal kita pernah dengar namanya. Banyak kita jumpai rumah atau bangunan lain yang menggunakan asbes sebagai penutup atap. Padahal, dari beberapa penelitian mengungkapkan bahwa asbes tidak direkomendasikan untuk digunakan karena berbahaya bagi kesehatan.

Kenapa asbes berbahaya? Karena asbes tersusun dari fiber-fiber mineral alami, dan dalam kenyataannya beberapa jenis fiber yang terkandung dalam asbes bisa membahayakan manusia. Asbes terdiri dari serat-serat , bahkan lebih tipis dari rambut manusia. Serat-serat yang sangat tipis, bahakn lebih tipis dari rambut manusia, yang terkandung dalam asbes bila terhirup paru-paru tidak akan bisa dikeluarkan oleh tubuh. Serat ini akan berada didalam paru-paru, dan secara perlahan akan memunculkan berbagai penyakit bagi manusia, seperti penyakit Asbestosis, Mesothelioma, hingga Kanker.

Oleh karenanya, beberapa negara mengatur regulasi khusus tentang penggunaan asbes sebagai bahan bangunan. Bahkan, The European Union melarang pemakaian semua jenis asbes, termasuk ekstraksi, pembuatan, hingga pengolahan produk asbes. Australia, Brazil, Kanada dan banyak negara lainnya telah membuat undang-undang tentang penggunaan asbes.

Berdasarkan komposisi mineralnya, asbestos dapat digolongkan menjadi :

1. Serpentine:
    Chysotile (asbes putih

2. Amphibole:
    Actinolit
    Amosite (asbes coklat)
    Antrophylite
    Crosidolite (asbes biru)
    Tremolite

Dari semua jenis serat asbes, Chrysotile yang paling banyak digunakan dan diperkirakan lebih kurang 90% dari semua macam asbes. Sedangkan untuk golongan Amphibole telah ada larangan penggunaan secara umum.

Kita Sebagai Pengguna Harus Waspada

Memang tidak semua bahan yang mengandung serat asbes berbahaya bagi kesehatan manusia. Faktor resiko kesehatan akan menjadi sangat kecil apabila material dalam kondisi stabil (solid) sehingga serat asbes terikat kuat dalam matrik bahan. Namun substansi asbestos dengan ukuran tertentu dalam keadaan terpisah (bebas) akan mencemari udara, yang selanjutnya dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

Serat asbes berbahaya karena mengandung hidroksida magnesium silikat yang bersifat karsinogen (pemicu penyakit kanker). Jika terhisap, serat asbes akan mengendap di dalam paru-paru. Gangguan kesehatan atau penyakit yang timbul ditentukan oleh dosis serat asbes yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) sampai dengan penyakit kronis , yaitu :

1. Mesothelioma

Debu asbes yang telah masuk ke paru-paru, akan bergerak hingga sampai pada selubung paru-paru. Di sini, debu asbes akan merusak DNA dari sel selubung paru (mesothelium), akibatnya kontrol pertumbuhan sel terganggu. Sel yang telah menjadi abnormal akan membelah tak terkendali, kemudian berekspansi dan merusak jaringan di sekitarnya.

2. Kanker Paru-Paru

Mekanisme timbulnya kanker paru-paru akibat debu asbes hampir sama dengan kanker mesothelioma. Bedanya, yang terkena adalah dinding saluran napas (bronchiolus). Awalnya kerusakan hanya terbatas pada paru-paru, kemudian pada stadium lanjut dapat bermetastasis ke organ tubuh lainnya.

3. Asbestosis

Debu asbes juga dapat menyebabkan iritasi pada jaringan dan selubung paru-paru. Akibat iritasi, akan terbentuk jaringan parut yang kaku. Jaringan ini perlahan-lahan akan meluas dan menebal sehingga paru-paru tidak bisa lagi mengembang dan mengempis seperti layaknya paru-paru normal. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai macam gejala seperti sulit bernapas, napas pendek, batuk, dan nyeri dada. Selain itu, aliran darah paru-paru juga akan terhambat, memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Lama kelamaan, jantung akan membesar. Timbulnya jaringan parut di paru-paru akibat debu asbes disebut asbestosis.

Dampak bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30 tahun setelah terpapar serat asbes pertama kali.

Pengendalian Resiko Bahaya Serat Asbes

Pengendalian resiko yang dapat kita lakukan tentu saja dengan subtitusi material yang mengandung asbestos dengan material lain. Di pasaran sudah terdapat material pengganti sebagai alternatif asbestos yaitu :
  • Kalsiboard (serat selulosa, silika, zat aditif, semen, dan air)
  • Ardex (serat sintetis, serat selulosa, zat aditif, semen, dan air)
  • Seng Eternit (serat sintetis, serat selulosa, zat additif, semen, dan air)
Namun tidak bisa dipungkiri pada saat tertentu kita harus menggunakan material yang mengandung serat asbes karena berbagai alasan, maka yang dapat kita lakukan adalah penanganan material secara benar. Kerusakan pada material yang mengandung serat asbes ini akan menimbulkan debu asbes. Dalam kegiatan penanganan material (memotong, menggergaji, mengebor,menghancurkan,dll) berpotensi terjadi pelepasan atau terpisahnya partikel serat asbes ke udara. Untuk mengurangi paparan dari serat asbes dan melakukan pencegahan jangka pendek bisa dengan melakukan beberapa cara:
  • Sekali lagi, mengidentifikasi lokasi yang menggunakan asbestos dan memperhitungkan resiko yang bisa terjadi. Sebisa mungkin kita hindari apabila masih bisa menggunakan bahan lain yang lebih aman.
  • Menggunakan perlengkapan yang diperlukan seperti masker, kacamata, sarung tangan, dan pakaian ganti pada saat pengerjaan material asbestos.
  • Melakukan penanganan material asbestos dengan cara basah, maksudnya dilakukan penyiraman air ke permukaan bahan sebelum, pada saat dan sesudah pengerjaan.
  • Secara rutin mengontrol dan melakukan penggantian lembaran asbes yang sudah rusak atau berlubang
  • Melakukan pengecatan permukaan bahan sebelum digunakan untuk menghindari pelepasan serat
  • Jauhkan anak-anak dari bahan asbestos
  • Meminimalisir jumlah orang yang kontak dengan material
  • Sebisa mungkin memberikan ruang batas antara asbes denga ruangan dalam rumah
  • Limbah tidak dicampur dengan material lain
  • Simpan dengan wadah tertutup dan diangkut dengan truk tertutup yang menjamin limbah tidak beterbangan
  • Jangan membakar limbah & buanglah di lokasi khusus (sumber)
Asbes membahayakan tubuh, bila ada bagian yang rusak serat yang menyusun asbes terlepas ke udara, serat tipis yang beterbangan di udara dan terhirup manusia itulah yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Namun dalam kenyataannya masih banyak yang menggunakan asbes, diluar konteks tahu atau tidak, seharusnya ada regulasi khusus mengenai penggunaan asbes ini. (sumber)

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo