Hidup (Tak Semudah Motivasi di Televisi)

ilustrasi dari andriwongso.com
Mungkin banyak orang memberikan apa yang mereka sebut sebagai motivasi. Yang berkaca pada apa yang pernah mereka lakukan. Sebuah hal yang sangat bagus dan mulia untuk mendorong orang lain memuliakan hidup mereka sendiri. Suatu usaha yang sangat berguna dalam kehidupan ini.

Mungkin benar apa yang dikatakan banyak motivator terkenal bahwa kesuksesan, keberhasilan, dan berubahnya nasib menjadi lebih baik adalah hak 'saya', hak anda yang memahaminya, dan hak semua orang yang masih hidup. Namun sering kali usaha-usaha itu bertolak belakang dengan apa yang disampaikan. Banyak motivasi yang malah menjadi sebuah penghakiman bagi orang lain. Sebenarnya yang dibutuhan banyak orang bukanlah penghakiman atas nasib, keberhasilan, atau apalah sebutannya.

Bagi banyak orang, motivasi meraih kesuksesan diandaikan seperti mendaki gunung. Yang mereka menganggap untuk mencapai puncak gunung adalah sebuah usaha dengan kristalisasi darah, keringat, dan air mata hingga mencapai titik tertinggi dari gunung itu. Namun apakah kita akan selamanya berada di puncak gunung itu? TIDAK! Suatu saat kita akan turun dengan kesadaran dan kemauan kita.

Sejatinya, usaha mencapai sukses adalah stairway to heaven, sebuah tangga yang ditapaki dengan usaha-usaha yang tidak akan pernah berhenti, jadi mencapai sukses bukanlah seperti mendaki gunung. Meraih sukses adalah sebuah perjalanan tanpa akhir yang terus dijalani, dilakukan, dan diikhtiarkan untuk mencapai kemuliaan (walaupun itu subyektif).

Penghakiman bukanlah sebuah solusi, walaupun itu berbungkus motivasi yang terlontar dari mulut hingga berbusa. Yang dibutuhkan adalah koreksi dan dukungan. Motivasi akan menjadi percuma jika hanya dibicarakan saja, tanpa ada dukungan yang disertakan. Dukungan tak akan mengubah situasi jika hanya didiamkan saja. Usaha tidak akan pernah berarti jika tak ada doa yang bersenyawa.

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo