Kehidupan

illustrasi
Angka-angka digital itu baru saja menunjukkan bahwa sudah larut malam, 01:16 H tepatnya. Pak Dani, pemilik toko buku seberang jalan baru saja menutup tokonya. Dua bulan ini memang beliau menyita perhatian. Entah mengapa, bukan karena beliau seorang pengusaha. Bukan beliau seorang yang mungkin punya banyak uang.

Memang dulu pikirku toko bukunya ramai, seperti 'Merbabu' atau 'Gunung Agung'. Toko bukunya ternyata sepi, sama seperti toko-toko buku yang ada di kota kecil ini. Namun apa yang beliau jalani selama hampir 3 tahun ini patut menjadi panduanku dalam menjalani kehidupan.

Kegigihan beliau dalam menjalani hidup tampaknya tak bisa diremehkan, betapa dalam keadaan usahanya yang stagnan bahkan cenderung menurun, beliau masih saja bersemangat. Menjalankan kehidupan sesuai dengan rel dan kodratnya. Bahkan malam ini, ketika hujan deras masih mengguyur bumi. Beliau tetap saja membuka tokonya. Jam 20:05 H beliau membuka tokonya. Semangatnya memang tak pernah surut.

Memang kehidupan itu 'wang-sinawang' seperti yang dikatakan orang, setiap pandangan orang berbeda mengartikannya. Kaya-miskin, berpunya-tak berada. Datang-pergi. Memiliki-kehilangan. Atau entah apa namanya. Namun semangat untuk melanjutkan hidup harus ada dan tetap menyala. Kehidupan ada kalanya tidak adil. Namun ketidakadilan itu juga harus dijalani. Hukum resiprokal tetap berjalan. Sebab akibat pasti ada. Dan buah dari perbuatan pasti akan diunduh juga.

Kembali kepada Pak Dani, beliau menjalani kehidupan ini sesuai dengan rel dan arahnya. Bahwa kehidupan itu ada yang menjaga, ada yang memuliakan. Dengan usaha kita sendiri, walaupun itu dipandang rendah oleh orang lain, karena kebanyakan orang lain hanya melihat dari keluar masuknya pelanggan di toko Pak Dani. Namun sebenarnya ada usaha dan nilai-nilai lebih besar dari apa yang sekedar dipandang orang dan itu tidak beliau pertunjukkan kepada orang-orang.

Mengamati beliau, nampaknya memang benar jika kehidupan itu ada pasang surutnya, ada silih-bergantinya. Baik itu pelan-pelan maupun drastis. Ya benar, hidup seperti roller coaster, naik turun memutar dengan cepat. Dan kita harus siap dengan hal itu. Shock, jelas! Namun jika dengan kesiapan yang sangat matang pasti shock itu hanyalah sementara. Walaupun nantinya setelah turun dari roller coaster itu kita muntah, tapi itu hanya sementara. Tidak mungkin kita muntah-muntah selamanya setelah naik roller coaster itu.

Dan mengutip perkataan seorang teman bahwa 'untuk hidup lebih mulia, maka bersiaplah untuk kehilangan dan merasa sakit' selaras dengan sertifikasi IP-67 dan MIL-STD-810G (?) yang dipersyaratkan untuk perangkat 'rugged' yang berharga 'mahal'.

Edisi ngelu. Boja, 07 Januari 2014 02:15 H

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Posisi Bercinta Paling Nikmat

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo