Dedikasi

Mungkin semua yang ada disini dianggap imajinasi belaka. Absurd bahkan dikatakan bullshit! Namun ini adalah sebuah kisah pendek yang dituturkan oleh seseorang sewaktu berangkat menuju tempat kerja (Rabu, 15 Oktober 2014).

Seorang pekerja yang bertemu dengan bocah dan pria dewasa di sebuah angkutan desa, menceritakan tentang percakapan bocah dengan pria dewasa itu. Si Bocah mulanya dituduh sebagai pencuri oleh pria dewasa itu hanya karena si bocah tampak udik dan dianggapnya sulit memiliki
uang puluhan ribu rupiah. Setelah terlibat percakapan diketahui bahwa Si Bocah, yang berumur sekitar 10 tahun (yang mengaku jika bersekolah dia sudah kelas 3 SD) itu mendapatkan uang dari usahanya menggembalakan itik milik seorang warga di sebuah daerah.

Setiap 1 minggu sekali Si Bocah pulang untuk menengok kakaknya yang menderita cacat, entah itu cacat fisik atau mental. Si Kakak yang cacat itu tinggal sendiri, ibu mereka sudah meninggal dunia dan ayahnya pergi entah ke mana. Si Bocah merasa bertanggung jawab atas kakaknya yang ia tinggal sendirian. Tentu, setelah mendengar cerita demikian Si Pria Dewasa merasa bersalah, hingga dia meminta maaf kepada Si Bocah.

Apa yang bisa dipetik dari sepenggal kisah itu? Sebuah usaha pengorbanan dan dedikasi. Juga rendah hati dan lembah manah, yang ditunjukkan Si Orang Dewasa. Yang banyak diantara kita tidak bisa menjalaninya. Tanggung jawab Si Bocah yang demikian besar terhadap Si Kakak, apakah kita bisa menanggung sedemikian itu? Banyak diantara kita yang pasti menjawab, TIDAK.

Kerja keras Si Bocah yang sedemikian berat itu haruslah kita jadikan sebagai nyala api abadi yang tak pernah padam.

Edisi eling. Boja, 15 Oktober 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Estimasi Hasil Produk Pemotongan Ayam Broiler

Diagram Bagian-Bagian Daging Sapi Bagian #1

Sejarah Desa Boja: Mataram Kuno hingga Jaman Wali Songo