Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Pantai

Gambar
Pantai ini hanyalah sebutir pasir yang terdampar di tepian. Bukan horizon memanjang penuh dengan keceriaan dan kegembiraan orang-orang yang menjadi pecinta untuk sementara waktu. Pantai ini hanyalah setetes air yang jatuh di permukaan bumi. Bukanlah pinggiran dari lautan lepas yang mau mewadahi semua keluh kesah, resah gelisah, dan gundah orang-orang yang merasa dirinya sebagai pecinta sejati. Pantai ini hanyalah persinggahan semu dari Sang Kala yang terus menerus melakukan pekerjaan menjemukannya. Pantai ini hanya menjadi teman dari seorang yang terpuruk, terempas dari kehidupan nyatanya. Pantai ini hanyalah menjadi persinggahan atas haus yang menderanya. Persinggahan atas rindu akan cintanya. Persinggahan atas lelah karena hidupnya. Persinggahan terakhir atas pencarian akan keberadaannya. Pantai ini hanyalah pantai. Dengan semua yang akan berkaitan dengannya. Sekarang, nanti, atau kelak.

Rupa dan Berupa

Rupa dan Berupa Ada yang berupa Rohaniawan, Ada yang berupa Politikus, Ada yang berupa Psikolog, Ada yang berupa Penyair, Ada yang berupa Pendosa, Ada yang berupa Pecinta, Ada yang berupa Motivator, Ada juga yang berupa Ekonom, Bahkan ... Berupa Militer! Lalu ... Termasuk manakah Aku? Ada teman berkata ... Kau termasuk yang berupa Pendosa! Aha! Ternyata aku masuk dalam golongan yang mereka anggap HINA itu ... Namun, aku menjadi bimbang lagi. Setelah aku masuk dalam golongan yang berupa Pendosa itu, lalu ... Apa sebenarnya wujud dan rupaku ini? Karena itu semua hanyalah berupa ... Bukan sejati-rupa-rupa-sejati ... Nirupa, Niraga, Nirasa, ... NIRWANA! Hanya doa, harapan dan usaha untuk menuju ke sana. ___________________________________________ boja duapuluh sembilan mei duaribu sepuluh

RAMADHAN

Gambar
Ramadhan, memang benar-benar bulan yang membawa berkah. Walaupun itu hanya untuk sebagian kecil manusia. Dalam menyambut bulan mulia ini, awam kita jumpai kelatahan-kelatahan yang sadar dilakukan atau tidak. Dan sering kita mengidentikkan bulan ini dengan sebagian kecil barang kebutuhan hidup manusia, dan bahkan ada yang mengidentikkannya sebagai bulan penertiban. Bukan apa-apa, Ramadhan memang bulan penertiban, menertibkan manusia dari segala hawa nafsu duniawi. Namun, sebagian kecil penertiban itu justru terjadi dan menimpa sebagian kecil saudara kita. Apa lagi jika bukan penertiban oleh Satpol PP. Mulai dari penertiban PKL, penertiban bangunan liar, sampai “penertiban” para dhuafa yang seharusnya menjadi perhatian kita semua, rakyat dan pemerintah—termasuk mereka, Satpol PP yang melakukan penertiban itu.

Ud'uni Astajib Lakum | Memintalah KepadaKU, niscaya AKU Kabulkan

Ada sebuah kiriman di laman blog dan tentang do'a berbuka puasa yang jamak kita ucapkan itu tidak shahih, karena haditsnya dho'if. Lalu, jika do'a puasa yang jamak kita lafalkan itu tidak shahih karena sebab di atas. Mengapa hal ini muncul baru sekarang? Bukan dulu-dulu waktu pertama Islam melakukan penetrasi di Indonesia? Padahal hadits itu muncul sudah dari dulu, bukan muncul sekarang ketika internet sudah merajalela. Jika memang do'a yang diajarkan itu tidak shahih, maka mengapa kiai-kiai dulu mengajarkan do'a tersebut? Lalu apakah kita hanya akan berdebat karena hadits-hadits versi mereka? Atau memang benarkah kita sudah lurus hati dalam berdoa, Ataukah kita selama ini hanya terpaku pada lafadz-lafadz dan kalimat-kalimat semata, tanpa mau perduli dengan hakikinya? Karena hakikat doa adalah meminta, meminta kepada ALLAH sebagai muara segala permintaan dan permohonan kita. Dan ALLAH tidak pernah mempermasalahkan dengan bahasa apa permintaan itu diucapkan.

Mudik: Tradisi Indonesia yang Mendunia

Gambar
Bajaj Trike untuk Mudik Sudah menjadi tradisi sejak masa lalu bahwa jika Idul Fitri menjelang maka siapapun orang akan bergegas untuk pulang ke kampung halaman. Tidak diketahui secara pasti sejak kapan budaya mudik atau pulang kampung ini dimulai. Konon budaya pulang kampung atau mudik sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Hindu dimana pada saat itu para penduduk yang bekerja di sekitar pusat kota kerajaan pada masa panen padi pulang kampung (mudik) untuk bertemu dengan sanak keluarga di kampung. Tradisi mudik itu kemudian dilanjutkan pada masa Islam. Mudik sendiri berasal dari kata udik yang artinya kampung atau gunung. Mudik diartikan sebagai bergerak menuju kampung. Pada masa kini tentunya pergerakan itu terjadi dari pusat-pusat kota urban menuju daera-daerah perkampungan dimana mereka berasal. Nilai mudik sendiri dapat dilihat dari sisi nilai positif: pertama yaitu nilai historis. Para pemudik dengan kembali ke kampung mendapatkan semacam inspirasi dan gairah baru.

The Tielman Brothers: Grup Rock Tertua di Dunia yang Berasal dari Indonesia

Gambar
The Tielman Brothers bersama Ibu dan Ayah mereka. Apakah nama band rock tertua di dunia?  Pasti yang ada dibenak kalian adalah The Beatles, The Doors, The Rolling Stones, Led Zeppeline, dll. Tetapi tak banyak yang mengingat bahwa band rock tertua di dunia adalah The Tielman Brothers . Dan tahukah kamu bahwa band rock ini berasal dari Indonesia! Mari kita simak sejarahnya.

Power Metal: Sang Legenda Rock Indonesia

Gambar
Powermetal Power Metal adalah band beraliran Heavy metal yang berasal dari Indonesia,  Power Metal  pertama kali dibentuk dengan nama Power Band dengan formasi awal Totty M. (vokal), Ipunk (gitar), Pras Hadi (bass), Raymond (keyboard), dan Mugix (drum). Namun formasi tersebut berubah dengan digantikannya posisi vokal oleh Pungky Deaz dan bass oleh Hendix Sanada dan selain itu nama bandnya pun berubah menjadi  Power Metal  . Latar belakang Sebelum menjelajahi dunia rekaman, dalam aksi panggungnya grup ini sering membawakan lagu-lagu Metallica, Anthrax, Helloween, Loudness atau Yngwie Malmsteen. Belum genap setahun dibentuk, grup band ini sudah menunjukan prestasi cukup membanggakan, antara lain dengan keherhasilannya menyabet juara pertama Festival Rock Remaja se-Jawa Timur di Lumajang (1987).

Hidup Adalah Perjalanan Bukan Tujuan

Gambar
Sebenarnya apa yang dicari disisa kehidupan manusia di dunia ini? Tak ada seorangpun yang bisa memberikan jawaban dengan pasti. Semuanya terjebak dalam dualisme pemikiran yang abadi, mungkin hakiki. Tak pelak, kita selalu berada dalam hipokrasi yang dipiara hingga menyesaki relung nurani. Tak urung kita terjepit dalam kondisi yang pasti membuat kita "mati". Mau atau tidak, kita selalu memberikan khotbah-khotbah berisikan janji. Namun kita sendiri menjalani hari dengan mimpi. Kemunafikan yang terjadi. Sering kita berceramah membicarakan materialisme kita teriakkan itu tidak dibutuhkan dalam menjalani kehidupan, namun acapkali kita memamerkan nafsu kebendaan kita yang kita beritakan sebagai sebuah keberhasilan. Naif memang. Tapi itu adalah kenyataan. Kenyataan dari sebuah perjalanan yang sangat singkat. Yang mungkin kurang terasa nikmat jika kita tidak terpikat. Terpikat pada sebuah tujuan yang nisbi, bahkan fana ketika kita berjalan menghabiskan sisa waktu yang hampi

Senandung Jalang "Lonthe" Pasar Kembang

Gambar
Tak seorangpun mau dan sudi menjadi seorang penjaja cinta. Dan tak ada yang mau ada lokalisasi di daerahnya. Namun semua itu tidak bisa ditolak dan dienyahkan dengan mudah. Apakah itu sudah menjadi takdir TUHAN bagi kita semua untuk bisa menyikapi kehidupan ini dengan lebih bijaksana. Atau itu adalah pelajaran bagi kita untuk lebih peka kepada sesama. Tulisan dibawah ini menarik untuk dibaca, menggambarkan geliat bisnis "basah" di Jogjakarta dari sudut pandang "seseorang" yang sedang berwisata di sana. Entah siapa yang pertama kali menulisnya, namun ini sangat pas untuk menggambarkan situasi di sana.

Syawalan: Tradisi Jawa Setelah Perayaan Idul Fitri

Gambar
SYAWAL merupakan nama sebuah bulan dalam kalender Islam.Tradisi ini bagi masyarakat Jawa sudah menjadi ritual rutin yang digelar sepekan setelah Idul Fitri atau setelah menjalankan puasa syawal selama enam hari. Masyarakat Jawa menyebutnya dengan Lebaran Kopat atau acara Syawalan. Ketupat dalam bahasa Jawa diartikan dengan laku lepat. Di dalamnya mengandung empat makna yaitu lebar, lebur, luber, dan labur. Lebar berarti luas, lebur artinya dosa atau kesalahan yang sudah diampuni, luber mengandung makna pemberian pahala berleih, serta labur artinya wajah yang ceria.

FPI dan Insiden Kendal

Gambar
Munculnya kekerasan di Kendal, Jawa Tengah, sekali lagi memperlihatkan lemahnya penegakan hukum. Anggota Front Pembela Islam dibiarkan melakukan sweeping yang kemudian memicu kemarahan penduduk setempat. Perbuatan main hakim sendiri dibalas dengan tindakan serupa. Negara seolah hanya menjadi penonton. Sulit membenarkan tindakan anggota FPI yang sebagian datang dari Temanggung dan Semarang itu. Bak penegak hukum, mereka menyisir tempat pelacuran dan perjudian di kawasan Sukorejo, Kendal. Penduduk yang tidak mentoleransi tindakan ini lalu mengepung rombongan FPI. Sebagian membakar mobilnya.

Sego Kucing

Gambar
Bagi Anda orang Jawa atau penggila kuliner Jawa sangat mungkin familiar dengan menu makanan khas Jawa yang merakyat dan harganya murah ini. Namanya Sego Kucing. Sego dalam terminologi bahasa Jawa ialah nasi, sedangkan mengapa ada embel-embel kata “kucing”nya karena nasinya yang sangat sedikit. Porsi nasi dalam Sego Kucing sama dengan porsi untuk makan hewan peliharaan Anda, kucing. Anda pernah makan di Sego Kucing? Meskipun per porsinya sedikit, kecil, namun rasanya pulen dan gurih karena menggunakan santan. Untuk menunya sendiri Anda bisa memilih Nasi Pulen Irit dengan 2 menu yakni Nasi Tahu dan Nasi Teri. Untuk harganya sendiri, Anda pasti kaget karena ternyata hanya dibanderol Rp 2.500 saja. Murah sekali, bukan?

The Ronin Shout

Gambar
Patung Hanoman di Kompleks Candi Gedongsongo Apa yang ada dipikiranmu setelah kami melakukan invasi ke Alengka dan berhasil mendudukkan Gunawan Wibisana di singgasana Kerajaan Alengkapura? Apakah engkau berpikir kami melakukan invasi hanya karena beda pandangan politik dan issu hak asasi manusia belaka? Sebenarnya peperangan ini tidak perlu terjadi, jika masing-masing bisa mengendalikan syahwatnya. Apakah kamu pernah berpikir apa yang menjadi pembakar peperangan ini? Hancurnya sebuah negara hanya disebabkan oleh nafsu keduniaan dan syahwat semata. Memang, aku yang melakukan semuanya. Aku yang membakar seluruh ibukota Alengkapura. Karena aku adalah ronin, aku adalah tentara bayaran, bukan seorang panglima perang. Semua orang tahu, panglima perang Ayodhya adalah Sugriwa.

Formasi Angkatan Laut Majapahit

Gambar
Bendera Angkatan Laut Majapahit Pataka Angkatan Laut (Naval Trident) Di jaman keemasan kerajaan Majapahit pada abad keempatbelas masa Prabu Hayam Wuruk terdapat dua tokoh militer jenius yakni Mahapatih Gajahmada dan Laksamana Mpu Nala. Laksamana Mpu Nala sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit menempatkan gugus kapal perang berjumlah beberapa puluh untuk menjaga lima titik penting perairan Nusantara. Armada gugus pertama bertugas di sebelah barat pulau Sumatera sebagai gugus kapal perang penjaga samudera Hindia di bawah pimpinan Laksamana yang berasal dari Jawa Tengah.

Video Amatir Tragedi Sukorejo

Gambar
Video Pertama Video Kedua Uploader:  http://www.youtube.com/channel/UCRb_4CVUg1OfnrbXCOBERcw

5 Alibi FPI untuk tragedi Kendal

Gambar
Sweeping tempat maksiat yang dilakukan ormas Front Pembela Islam (FPI) di daerah Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah berbuah bentrokan. Ribuan warga yang tidak terima dengan sweeping mengamuk dan balik menyerang ratusan massa FPI.  Bentrokan mengakibatkan beberapa orang terluka, dan seorang Ibu meninggal karena ditabrak mobil orma s anti maksiat itu.  Namun kini kondisi Sukorejo sudah aman. Sebanyak 26 anggota ormas diperiksa polisi, dan hanya 3 orang ditetapkan sebagai tersangka. Akibat tragedi itu, FPI panen hujatan, hingga menjurus minta agar pemerintah membubarkan ormas yang diasuh Habib Rizieq itu. Namun demikian, bukan FPI kalau tak bisa memutar alasan untuk membela diri. Berikut ini 5 pembelaan FPI atas tragedi sweeping berdarah itu:

Ruwatan

Manusia Jawa percaya bahwa seluruh orang dari golongan Sukerta wajib melalui suatu proses yang dinamakan dengan Ruwatan. Menurut orang Jawa pada umumnya, ruwatan dimaknai sebagai salah satu upaya menuju "pencerahan" diri dari kegelapan yang telah meliputi hidup semenjak lahir hingga diruwat. Banyak awam menilai ruwatan adalah upaya untuk membebaskan manusia Sukerta dari Bathara Kala, salah satu raksasa yang dipercaya akan "memakan" manusia Sukerta. Bathara Kala, adalah raksasa yang dimaknai sebagai penguasa waktu. Korelasi dengan pemaknaan QS Al Ashr:

Negara Preman

Gambar
Sebenarnya apa yang salah dengan hadirnya demokrasi dan keterbukaan di negeri ini. Hingga seolah-olah pasca reformasi bangsa ini identik dan familiar dengan kekerasan. Padahal sebagaimana kita ketahui, sebelum reformasi, ketika Orde Baru masih berkuasa jarang kita jumpai kekerasan terjadi di masyarakat. Memang, banyak kalangan berpendapat Orde Baru adalah jaman di mana kekerasan dilegitimasi oleh Negara, kekerasan dan tekanan sudah menjadi konsumsi halal untuk melanggengkan kekuasaan dan kepentingan tertentu. Namun, apakah kita menjumpai benturan di masyarakat yang berakhir dengan konflik yang berdarah-darah? Jawabnya adalah: Tidak!

Ajar Lila, Legawa, lan Narima

Gambar
Iki wis mlebu wulan Pasa, kanggone wong Jawa, Ramadhan, kanggone wong Islam. Ing wulan ini, kabeh pawongan kang ngrasuk agama Islam nglakoni pasa sing suwene udakara 30 dina. Pasa, wong Jawa wis biasa, maneka warna pasa ana ing ajaran Kejawen. Pasa mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni, pasa ngalong, lan sak panunggalane. Sejatine apa ta sing diarani pasa kuwi? Ana sing ngarani pasa kanthi ora mangan, ora ngombe ing sajrone wektu tertentu, yaiku mulai Imsak nganti wayah Maghrib, sing kaya mangkene iki kena diarani pendhapate wong awam. Ana maneh kang nganggep pasa kuwi sarana minangka pasinaon, kanggo “ngerèm” hawa nepsu, pasinaon kanggo blajar lila, legawa lan narima.

Unggah-unggahan: Ritual Mlampah Kaum Bonokeling

Gambar
Ceritera rakyat tentang asal mula adanya unggah – unggahan Unggah –unggahan adalah sebuah acara penuh nuansa tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun dilaksanakan oleh keturunan Bonokeling dalam rangka memperingati datangnya bulan suci romadhan, yang dilaksanakan pada bulan sadran yang biasanya jatuh pada hari Selasa atau Jumat pada pasaran Kliwon. Berdasarkan ceritera rakyat Bonokeling adalah salah seorang penyebar agama Islam yang diutus oleh sultan Demak untuk menyiarkan agama Islam di wilayah Kabupaten Banyumas pada abad ke 15. Upaya yang dilakukan oleh Bonokeling dalam menjalankan misi keagamaannya memerlukan perjuangan yang sangat berat, karena masyarakat di wilayah Kabupaten Banyumas saat itu masih memiliki beraneka keyakinan seperti animisme, dinamisme, agama Hindu, Buda dan lain-lain.